Kuartet di Timur Tengah Dirusak AS, Rusia Dukung Terbentuknya Negara Palestina
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Presiden Rusia Vladimir Putin mendukung pembentukan negara Palestina. Menurut dia, Rusia selama ini menjaga kontak dengan Israel maupun Palestina.
"Kami memiliki posisi tradisional sejak zaman Uni Soviet, yaitu, saya ulangi sekali lagi, bahwa cara utama untuk menyelesaikan masalah Palestina adalah dengan menciptakan negara Palestina yang utuh," kata Putin dalam sebuah pertemuan dengan para pemimpin media terkemuka dari negara-negara anggota BRICS dikutip Sabtu (19/10/2024).
Advertisement
BACA JUGA: Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas Dibunuh Israel
Dalam pertemuan tersebut, Putin mencatat bahwa Amerika Serikat telah menghancurkan Kuartet di Timur Tengah dengan sia-sia, karena lebih mudah untuk mengoordinasikan semua posisi. Dibentuk pada 1991, Kuartet yang beranggotakan PBB, Uni Eropa, Rusia, dan AS itu bertujuan memediasi proses perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Saya pikir kita harus kembali, bahkan mungkin memperluas Kuartet ini, berbicara tentang bagaimana memulihkan wilayah-wilayah ini (Palestina dan Israel), dan bagaimana mengembalikan orang-orang yang meninggalkan wilayah ini," kata Putin.
Makin Panas
Rusia khawatir atas kemungkinan Timur Tengah menanggung akibat pembunuhan pemimpin Hamas Yahya Sinwar oleh Israel.
"Yang utama bagi kami adalah konsekuensi bagi penduduk sipil. Ini menjadi perhatian penting bagi kami," kata Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin -- kantor presiden Rusia -- saat jumpa pers di Moskow, Jumat.
"Bencana kemanusiaan yang sedang terjadi di Gaza dan Lebanon merupakan masalah yang sangat memprihatinkan bagi kami," ujarnya, menambahkan.
Pada Kamis (17/10), juru bicara militer Israel Avichae Adree mengumumkan bahwa Sinwa terbunuh di Gaza. Hamas kemudian mengonfirmasi berita tersebut pada Jumat.
Meskipun militer tidak menyebutkan lokasi kematian Sinwar, laporan media Israel menunjukkan bahwa operasi tersebut terjadi di Kota Rafah di Gaza selatan.
Laporan-laporan media mengindikasikan bahwa Sinwar, target utama Israel, meninggal dalam konfrontasi di lapangan dan bahwa ia mengenakan seragam militer lengkap.
Berita itu bertentangan dengan klaim Israel sebelumnya yang menyebut Sinwar bersembunyi di antara warga Israel yang disandera selama berbulan-bulan di terowongan-terowongan di Jalur Gaza.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meirizka Widjaja jadi Tersangka, Kejagung Berencana Memeriksa Ayah Ronald Tannur dalam Kasus Suap Vonis Bebas
- Kepolisian Diminta Usut Kasus Judi Online di Kementerian Komdigi hingga Tuntas
- Gunung Semeru Erupsi, Letusan Setinggi 800 Meter dari Puncak
- Erupsi Gunung Lewotobi, Pengungsian Disiapkan untuk Kapasitas 10 Ribu Orang
- Batas Bahaya Erupsi Tujuh Kilometer, Gunung Lewotobi Lontarkan Abu Vulkanik dan Pijaran Api
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Jogja, Rabu 6 November 2024, Cek Lokasinya di Sini
Advertisement
Menikmati Keindahan Teluk Triton Kaimana, Tempat Wisata Unggulan di Papua Barat
Advertisement
Berita Populer
- Akses Perumahan MBR, DPR Desak Pemerintah Menyederhanakan Birokrasi dan Persyaratan
- Meirizka Widjaja jadi Tersangka, Kejagung Berencana Memeriksa Ayah Ronald Tannur dalam Kasus Suap Vonis Bebas
- AHY: Kenalkan Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo Kader Demokrat!
- Gandeng PPATK, Kejagung Dalami Transaksi Aset Zarof Ricar
- BMKG: Hujan Ringan hingga Lebat Disertai Petir Mengguyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia, Dampak Siklon Tropis Yinxing
- Militer Rusia Gelar Latihan Bersama TNI AL, Sergei Tolchenov: Ini Kerja Sama Sudah Puluhan Tahun
- Rekor, Gunung Fuji Tanpa Salju Sejak 130 Tahun
Advertisement
Advertisement